Tuesday, 27 September 2016

Pecandu Medsos

Manusia adalah mahluk sosial, dimana saling membutuhkan satu sama lain. Melalui komunikasi manusia saling membutuhkan, saling berbagi pengalaman, curhat juga bercerita. Di era modern sekarang ini semuanya sudah serba instan dalam melakukan kegiatan sosial seperti yang di gambarkan di atas. dengan adanya berbagai aplikasi di dalam smartphone seperti Facebook, Whatsapp, BBM, Line, Snapchat, Instagram, dll. Semua aktifitas sosial bisa dilakukannya hanya melalui Handphone.
Sehingga semua kegiatan dari mulai keperluan kantor, sekolah, teman, komunitas dll terhimpun didalam satu grup didalam salah satu aplikasi diatas. Sehingga mengakibatkan menomersatukan Handphone, kemana2 bawa Hp, hidup susah kalo tidak punya Smartphone. Bahkan rela kredit untuk bisa punya hp smartphone, karena takut dibilang kudet alias kurang uptodate.
Selain itu juga faktor lainnya adalah banyak orang yang autis alias sibuk sendiri. Saat kumpul dengan teman, keluarga atau sahabat semua sibuk dengan smartphone mengecek berapa banyak like atau love nya. Hal ini bisa mengakibatkan apatisme yang akut. Tidak peka terhadap keadaan sekitar, yang dipikirkan hanyalah diri sendiri.
Keadaan ini sangat di manfaatkan oleh orang barat untuk terus berpacu dalam mendalami ilmu pengetahuan dan teknologi untuk bisa menguasai dunia. Dan kita hanya akan semakin tertinggal. Kita hanya sibuk membaca status daripada merubah status dengan banyak membaca dan memperbaiki diri.
Dan saat ini pula lagi viralnya nikah muda, update undangan di facebook, update kemesraan dengan pasangan dengan Caption #Alhamdulillah sudah halal 100%. Padahal esensi pernikahan yang senyatanya adalah peningkatan ketakwaan kepada Allah, dengan adanya pendamping hidup. Bukan untuk manas-manasin yang sedang berusaha mendapatkan jodohnya. Memang tidak salah namun sepantasnya jangan umbar-umbar kemesraan ke publik walaupun sudah halal. Siapa sih yang gak mau nikah muda. Pasti setiap pemuda maupun pemudi ingin nikah muda, namun karena beberapa faktor seperti salahsatunya yang paling signifikan adalah faktor ekonomi.
Jika anda yang di takdirkan oleh Allah saat ini bisa melaksanakan nikah muda bersyukurlah, dan do’akan bagi yang masih solo karir untuk segera menikah. Dan bisa di bayangkan jika saat ini sedang ramai-ramainya nikah antara angkatan 90-95 sehingga ramai sekali di status-status atau beranda postingan di plaminan, kemesraan dengan pasangan, foto anak dll. Bisa dibayangkan mungkin kelak 40-60 tahun kedepan kita stalker di fb siapa aja ya temen angkatan yang masih pada hidup.
Intinya bijaklah dalam mengunakan media sosial, jangan berlebihan, ingat hidup tidak hanya di dunia maya tetapi di dunia nyata. Dan hidup tidak hanya di dunia tapi ada akhirat yang menanti. Sangat salah orang yang bilang hidup cuman satukali, oleh karenanya puas-puasin aja. Hanya orang2 atheis lah yang pantas bilang kaya gitu.
 Hilangkan kecanduan dengan Smartphone, coba sesekali agendakan sehari tanpa hp, diganti dengan ngobrol dengan orangtua, adek, kakak atau tetangga. Kembalikan kehangatan bersama dalam canda dan tawa, bukan dengan canda tawa dibalik emoticon. Jangan habiskan waktu hanya melihat berapa banya love kita, berapa banya likers kita, semuanya hanya fatamorgana dibalik kuota.
Betapa sedihnya hati ketika permainan yang dulu kita mainkan, tidak muncul lagi saat ini, main karet, gerobak sorong, saoper, kobak, ular tangga, monopoli, galah, sasaungan, pasak-pasakan, berbi-berbian, main kelereng, dan lain sebagainya. Semuanya hilang, itu tandanya kita gagal meregenerasi kepada adik2 kita.
Namun apalah daya, kita tidak bisa menyalahkan sepenuhnya kepada Steve Jobs, Mark Juckerberg dll, saya hanya bisa menulis ini sebagai ungkapan perasaan saya melihat realita saat ini, dan anda hanya bisa membaca sesudah itu terharu dan akhirnya melupakan tulisan ini dan kembali beraktifitas seperti biasanya.
Ya sekian saja semoga bisa mengambil hikmah dan manfaat dalam artikel ini. Mohon maaf jika ada salah ketik dan yang tersinggung. Karena kebenaran hanya milik Allah SWT. Atas kehendaknyalah keadaan sekarang seperti ini, dan semuanya telah tertulis di Lauhul mahfudz.


Monday, 26 September 2016

wasiat seorang ibu kepada putri ketika menikah

Wasiat Seorang Ibu pada Putrinya
Tatkala al-Harits bin Amr, Raja Kanda, mengawini putri Auf bin Mahlam asy-Syaibini, dan masyarakat ingin memboyong ke rumah suaminya, ibu putri Auf bin Mahlam asy-Syaibani berpesan kepadanya, “Wahai ananda, seandainya wasiat kebaikan itu kalau ditinggalkan berarti etika, pasti aku tinggalkan dia darimu. Namun, ia adalah pengingat bagi yang lalai dan memebantu bagi yang ingat. Seandainya seorang istri tidak butuh pada suaminya disebabkan kekayaan orang tuanya atau karena orang tuanya sangat memerlukan nya, maka aku adalah orang yang paling tidak membutuhkan suami. Namun, wanita diciptakan untuk lelaki dan lelaki diciptakan untuk wanita. Anaku, engkau kan meninggalkan suasana yang engkau keluar darinya dan sarang yang disitu kau menetas menuju sarang yang belum engkau kenal dan pasangan yang kau belum terbiasa dengannya, yang dengan penguasaannya terhadapmu dia menjadi pengawas dan pemilik. Maka, jadikanlah dirimu budak wanitanya, pasti dia menjadi budakmu.
Wahai putriku, peganglah sepuluh sikap dariku yang akan menjadi modal dan ingatan bagimu. Pertemanan disertai sikap menerima apa adanya. Pergaulan dengan sikap mendengar dan menurut. Selalu memperhatikan sikap pandangannya. Selalu meneliti sasaran penciumannya. Maka, jangan sekali kali dia memandangmu dalam keadaan buruk dan jangan sekali kali dia mencium darimu kecuali bau yang harum. Celak (penghitam mata) adalah sebaik-baik make up yang ada. Air adalah sebaik-baik parfum kalau tidak ada. Selalu memperhatikan waktu makannya. Menjaga ketenangan disaat tidurnya, karena panasnya lapar adalah pembakar emosi dan memotong nyenyakan tidur membuat marah. Selalu menjaga harta dengan perhitungan yang cermat. Peliharalah keluarga dan sanak kerabat dengan pengaturan yang baik. Jangan menyebarkan rahasianya dan jangan melanggar perintahnya. Kalau engkau sebarkan rahasianya, engkau takan merasa aman dari pengkhianatannya. Jangan gembira ketiaka dia sedih dan jangan bersedih ketika dia bahagia, karena sikap pertama berarti meremehkan dan yang kedua berarti mengeruhkan.
Jadilah engkau orang yang paling mengagungkannya, dia pasti sangat menghormatimu. Semakin engkau menjadi orang yang amat menyelaraskan diri dengnya, engkau pasti meni orang yang paling lama bersanding dengannya. Ketahuilah, janganlah engkau memaksakan diri untuk mencapai yang engkau sukai, sehingga engkau mengutamakan kesukaannya di atas kesukaanmu, dalam hal-hal yang engkau sukai maupun yang engkau benci. Semoga Allah SWT mengarunikan kebaikan-Nya padamu.”
Maka, putri Auf bin Mahlam Asy-Syaibani pun diboyong dan diserahkan pada suaminya. Dia pun tampak agung di hadapan suaminya. Dia melahirkan tujuh orang raja yang menguasai Yaman sepeninggal suaminya.
Begitulah wanita-wanita yang mulia itu. Segala restu dan petunjuk itu hanya dengan karunia Allah Ta’ala saja.



Monday, 19 September 2016

the power of mindset