Mengarungi kehidupan dalam sebuah
tekanan memang tidak mengenakan,khususnya bagi seorang pelajar, karena telah
merampas hak kreatifitas nya. Tetuntunya perlu di sadari pula bahwa tingkat
kreatifitas ketika menjadi seorang pelajar merupakan puncak keemasan.
Seperti misal ketika ada seorang
pelajar yang di tuntut untuk mengerjakan pekerjaan yang seharusnya belum pantas
bagi seorang anak tersebut. Contoh anak disuruh untuk menjadi seorang kuli
bangunan,menjadi tukang semir sepatu,pengamen bahkan ada yang menjadi pekerja
seks komersial. Memang hal dia atas bila di lihat dengan beberapa
faktor,seperti faktor ekonomi karena tidak mampu, maka orang tua terpaksa
menyuruh anak nya untuk menjadi pekerja tersebut.
Kemudian faktor kebiasaan, faktor
ini biasanya menjadikan suatu kebiasaan menjadi hobi, ketika seorang anak di
waktu kecil banyak melakukan aktifitas seperti bekerja,atau yang lainnya maka
hal tersebut secara terus menerus akan menjadi sebuah kebiasaan yang mana bila
kbiasaan tersebut tidak di lakukan maka akan merasakan sesuatu yang hilang
dalam dirinya.
Faktor yang berikutnya adalah
faktor lingkungan, karena si anak ketika kecil terbiasa dengan lingkungan
pekerja seks komersial misalnya, atau ada di antara anggota keluarga nya yang
terlibat menjadi PSK tersebut, maka menjadikan pola pikir anak menjadi
terbentuk pada suatu kegiatan yang harus dilakukannya yaitu menjadi seorang
PSK.
hal diatas menjadi bebrapa alasan
atau faktor penyebab terjadinya tingkat pekerja di kalangan anak (pelajar).
Padahal sesungguhnya hal tersebut tidak harus terjadi dikalangan anak di
Indonesia ini, seharusnya pemerintah harus berperan lebih dalam mengatasi
realita kehidupan di atas. Yaitu dengan cara melakukan penetasan kesenjangan
sosial dan perekonomian di masyarakat yang kurang mampu, supaya bisa
menanggulangi tingkat memperkerjakan anak,supaya anak bisa fokus dalam menuntut
ilmu dan menjadi seorang pelajar seperti anak yang lainnya.
Sehingga tidak adanya
ketertekanan dalam kehidupan anak di Indonesia ini,dan hak seorang anak bisa terpenuhi
sepenuhnya tanpa adanya intimidasi dan
kehidupan yang layak dapat dirasakan menyeluruh, oleh anak pegawai paksaan
dalam ketertekanan. untuk menjadi status
seorang pelajar yang dapat memegang tongkat estapet kepemimpinan di negeri
Indonesia.
No comments:
Post a Comment